Istilah Hipospadia memang belum banyak dikenal masyarakat umum, padahal dalam dunia medis, khususnya bedah plastik, istilah hipospadia ini bukan lagi sesuatu hal yang baru.
Menurut Prof. dr. Chaula Luthfia Sukasah, SpB, SpBP (K), Kepala Divisi Subbagian Bedah Plastik dan Rekonstruksi FKUI/RSCM, Istilah hipospadia berasal dari bahasa Yunani, yaitu hypo (below) dan spaden (opening).
Dia menjelaskan kelainan bawaan pada alat kelamin anak laki-laki ini merupakan kelainan muara uretra yang letaknya tidak diujung penis.
“Jadi lubang keluar air kencing dan sperma terletak disekitar batang penis, di sisi depan dan lebih dekat dengan anus,” terang Guru Besar Ilmu Bedah Plastik FKUI itu.
Chaula mengungkapkan hipospadia ini terjadi akibat kegagalan dalam proses pembentukannya sewaktu berada di dalam kandungan. Terjadinya hipospadia sangat berkaitan dengan proses embriologi sistem urogenital.
Perkembangan genitalia eksterna (alat kelamin luar) laki-laki berada di bawah pengaruh hormon androgen yang disekresi oleh testis janin. Apabila terjadi kegagalan proses embriologi sistem urogenital dapat menyebabkan terjadinya hipospadia.
Terdapat beberapa variasi lokasi hipospadia yang menunjukkan waktu terjadinya gangguan pembentukan. Semakin awal terjadinya maka lubang tersebut semakin dekat dengan anus. Kejadian hipospadia saat ini cenderung terus meningkat.
Hipospadia muncul pada 1 di antara 300 kelahiran bayi laki-laki. Di Amerika Serikat angka kejadiannya sekitar 3-8 diantara 1000 kelahiran bayi laki-laki dan angkanya meningkat 2 kali lipat dari tahun 1970 hingga tahun 1993. Di Indonesia, sudah mencapai 1 per 300 kelahiran hidup.
0 comments:
Posting Komentar